Dow Jones Industrial Average tracks 30 influential corporations in the US.
S&P/ASX 200 tracks blue-chip stocks on the Australian Securities Exchange (ASX).
S&P 500 is another US-based index tracking 500 American blue chips.
FTSE 100 focuses on the top UK companies.
NASDAQ 100 is unique because it only lists the largest non-financial companies in the US. Most of the current listings are tech companies, so the index has become a barometer for the tech industry.
DAX 30 tracks the most significant German companies and is often quoted as a measure of the economic health of continental Europe.
Hang Seng includes the largest companies in Hong Kong.
Nikkei 225 covers Japan's biggest corporations, but it is often cited as an economic measure for the entire Asia-Pacific region.
EURO STOXX 50/600 tracks the biggest companies in the Eurozone, which includes all economies that rely on the Euro currency.
CBOE Volatility Index (VIX) measures the 30-day volatility (degree of price change) in the US stock markets.
Pertanyaan yang Sering Diajukan
Jika Anda memperdagangkan CFD saham, analisis Anda akan fokus pada data keuangan dan grafik untuk satu perusahaan. Namun, dengan perdagangan CFD indeks, Anda akan melihat perekonomian dan pasar saham secara keseluruhan.
Selain itu, Anda dapat menggunakan leverage untuk meningkatkan ukuran posisi Anda tanpa harus menyumbangkan lebih banyak modal. Persyaratan modal untuk perdagangan CFD indeks jauh lebih rendah dibandingkan dengan perdagangan indeks ETF atau kontrak berjangka.
CFD juga melacak indeks yang mendasarinya. Derivatif lainnya, seperti opsi pada indeks ETF atau kontrak berjangka, tidak terlalu mencerminkan pergerakan harga karena kadaluwarsa dan peluruhan waktu, ekspektasi pasar, dan faktor lainnya.
- Geopolitik dapat menimbulkan kepercayaan pada pasar atau menyebabkan ketidakpastian. Pengumuman perjanjian, konflik, perselisihan internasional, dan perubahan politik dapat menyebabkan pasar bearish atau bullish, bergantung pada apakah investor melihat perubahan tersebut positif atau negatif.
- Perubahan suku bunga dan keputusan kebijakan moneter lainnya, yang biasanya berasal dari bank sentral, dapat menyebabkan harga indeks pasar saham suatu negara berfluktuasi.
- Kebijakan pemerintah, seperti kesepakatan perdagangan dan perubahan tarif pajak perusahaan, dapat mempengaruhi kinerja indeks pasar saham. Umumnya, keputusan yang lebih pro-bisnis, seperti tarif pajak yang lebih rendah atau insentif bagi industri tertentu, menyebabkan harga indeks naik. Sementara itu, kenaikan pajak, peraturan baru, dan faktor lain yang memperlambat proses bisnis dapat menyebabkan turunnya nilai indeks.